Barca Looking for Defender Entering Transfer Saga

Barca-Looking-for-Defender

Musim 2013-2014 segera dimulai. Klub-klub Eropa sedang sibuk mempersiapkan timnya untuk mendapatkan hasil terbaik di musim yang akan datang. Melakukan berbagai pertandingan uji coba. Dan tentunya, memperbaiki skuad yang dimiliki (transfer pemain).

Seperti biasa, berita tentang transfer pemain selalu menjadi hal yang menarik. Gosip-gosip yang membuat para pendukung merasa was-was. Akankah pemain bintang di klub favorit mereka akan pergi ke klub lain? Atau, mungkinkan klub kesayangan mereka mendapatkan pemain bintang? Dan segala macamnya.

Sayangnya, tahun ini berita transfer pemain kurang greget. Pemain-pemain yang seharusnya bisa menjadi magnet berita sudah menyelesaikan kontrak ketika jendela transfer dibuka. Falcao, Neymar, dan Cavani sudah dipastikan berganti tim sebelum Bulan Agustus dimulai. Higuain pindah dari Real Madrid ke Napoli pada awal Agustus. Bahkan, Goetze sudah dipastikan berganti kaos menjadi merah-putih sebelum kompetisi musim 2012-2013 berakhir.

Satu-satunya pemain yang akhirnya menjadi magnet pemberitaan transfer adalah Luis Suarez. Saya yakin, para media pun sebenarnya enggan dengan berita kepindahan pemain yang satu ini. Pertama, klub yang digadang-gadang akan membelinya (Real Madrid) sampai sekarang tidak juga mengajukan tawaran. Kedua, klub yang serius mengincarnya berstatus ‘pecundang’ pada transfer kali ini. Maaf untuk pendukung Arsenal, tapi jujur saja mereka benar-benar pecundang pada transfer kali ini. Dari awal disebut hampir pasti mendapatkan Higuain, eh malah diambil Napoli. Target yang beralih ke Suarez pun malah membuat manajemen Liverpool kehilangan respect. Ketiga, karena pemain ini sangat terlihat egois, tidak tahu diri, ambisius enggak jelas, ingin jalan singkat untuk sukses, dan tidak kenal arti loyalitas.

Namun, beruntung, ada isu lain yang membuat berita transfer musim panas (kok, di sini hujan ya?) ini cenderung menarik untuk tetap diikuti. Barcelona mencari pemain bertahan untuk menggantikan Carlos Puyol yang sebentar lagi akan pensiun.

Sebenarnya, sih, enggak menarik-menarik banget. Cuma, ya, karena saat ini tidak ada berita yang menarik makanya isu ini menjadi menarik. Kenapa harus pusing dengan pertahanan jika barisan penyerang mampu membuat 2-3 gol setiap kali gawang sendiri kebobolan? Apalagi, yang sedang kita bicarakan adalah tim yang disebut-sebut sebagai tim terbaik di dunia saat ini. Tim yang sekarang diperkuat dua pemain paling berbakat di muka bumi, Messi dan Neymar. Duo ini bahkan disebut sebagai yang paling berbahaya, lebih berbahaya disbanding trio PSG (Cavani, Ibrahimovic, Lavezzi).

Itu, ya… teorinya. Di dunia nyata, mereka seperti klub amatir ketika menghadapi Bayern Munich di semifinal Liga Champhions Eropa musim lalu. Karenanya, walau sudah berhasil mendapatkan pemain yang sangat diincar untuk mengisi barisan penyerangan, mereka tetap khawatir pada barisan pertahanan. “Bagaimana kalau ternyata para penyerang tidak dapat membuat gol seperti ketika melawan Munich? Kalau punya pertahanan yang bagus, kan, setidaknya masih bisa memaksakan untuk hasil imbang,” sepertinya begitu yang mereka pikirkan. Apalagi, mereka sekarang ditangani pelatih baru yang tentunya datang dengan pendekatan yang baru – bukan nama baru dengan pendekatan lama yang ternyata hanya membuat malu (maksud saya si Bung Tito).

Lini belakang Barcelona sebenarnya bukanlah permasalahan baru. Sejak nama seperti Rafael Marquez pergi, klub ini selalu bermasalah dengan pertahanan. Mereka memang memiliki barisan penyerang yang sangat bagus, tapi dengan pertahanan yang sangat rapuh. Bahkan, masuknya Gerard Pique tidak membuat keadaan lebih baik. Maksudnya, bukan berarti suami Shakira ini bermain buruk. Dia pemain yang bagus, bahkan sangat bagus. Hanya saja, satu orang tidak akan mampu berbuat banyak di permainan tim seperti sepakbola. Terlebih, setiap pemain pasti pernah melakukan kesalahan. Dan jika yang melakukan kesalahan itu adalah Pique, bisa dipastikan tidak ada pemain lain yang mampu mengantisipasi kesalahan itu.

Namun sekarang, permasalahan itu mencapai puncaknya. Barca bahkan beberapa kali memaksakan beberapa pemain gelandangnya sebagai pemain bertahan ketika salah satu antara Puyol atau Pique tidak bisa bermain. Mascherano dan Song yang biasa menjadi korban dari kondisi mengenaskan itu. Iya, mengenaskan. Bagaimana mungkin klub sebesar Barcelona tidak mampu memiliki pemain bertahan yang mumpuni?

Musim lalu Barca sedikit mendapat angin segar dengan berhasil mengembalikan bakat yang sempat mereka buang. Jordi Alba kembali. Seperti Fabregas, dia yang dididik lalu dibuang kini dikembalikan. Tapi, itu pun tidak seberapa. Melihat kontribusinya, pemain muda ini sepertinya lebih banyak memberikan pengaruh ketika menyerang. Karena ketika diserang, terutama serangan balik, tetap saja tim ini akan mengandalkan Pique – yang tidak jarang tertinggal di belakang karena sering membantu penyerangan. Tragis.

Beberapa nama disebut sebagai calon pendamping Pique. Nama-nama ini tentu bukan lagi pemain baru. Untuk tim sekelas Barca, terutama dengan permasalahan yang mereka hadapi, membeli pemain muda lalu mendidiknya bukanlah solusi yang tepat. Dibutuhkan pemain yang sudah matang dan mampu dengan cepat memberikan kontribusi dan perubahan bagi tim.

Thiago Silva dan Matt Hummels menjadi nama yang paling santer disebut sejak akhir musim lalu. Sebenarnya, untuk Silva, namanya sudah dihubung-hubungkan dengan Barca ketika pemain ini masih menjadi milik AC Milan. Hanya saja, kemudian Silva lebih memilih PSG dan bergabung dengan Ancelotti. Namanya kembali mencuat di bursa transfer ini. Bahkan, Barca sudah mengajukan penawaran resmi – yang sayangnya ditolak oleh pihak PSG. Maaf, Bung. Anda berhubungan dengan tim yang kebanyakan uang. Mereka lebih memilih menyimpan pemain dan menolak uang daripada klub lain mendapatkan pemain terbaik. Hehehehe….

Munculnya nama Matt Hummels pun tidak terlalu mengejutkan. Penampilannya bersama Dortmund dan tim nasional Jerman menjadi bukti bahwa dia merupakan salah satu pemain belakang terbaik yang ada saat ini. Dan dengan usianya yang masih muda, Hummels menjadi investasi jangka panjang yang sangat menarik. Lalu, akankah dia ke Barca? Sepertinya tidak, setidaknya untuk musim ini. Pengalaman ‘dibuang’ oleh Munich dan mendapatkan kesempatan di Dortmund sepertinya membuat pemain ini paham betul arti loyalitas dan cara berterima kasih kepada tim.

Pada jendela transfer kali ini, Barca pun sudah mengajukan penawaran resmi ke pemain lain, David Luiz. Pemain berkebangsaan Brasil ini memang sudah menyita perhatian ketika bermain untuk Porto. Kepindahannya ke Chelsea membuat pemain ini semakin mendapat perhatian dari tim-tim besar Eropa. Pemain belakang yang tangguh dengan kemampuan tendangan jarak jauh yang luar biasa (untuk ukuran pemain belakang). Tapi, ada beberapa hal. 1. Chelsea tidak sedang membutuhkan uang dan mereka memerlukan pemain bertahan karena usia John Terry sudah tak lagi muda. 2. Mourinho kembali menjadi manajer Chelsea. Mourinho? Kenapa? Satu hal soal orang ini, seberapa pun buruknya hubungan dia dengan mantan klub, dia bukanlah tipe pendendam. Dia tidak pernah membawa anak asuhnya ke tim baru (kecuali Deco, itupun setelah dari Barca). Dan, dia tidak akan membantu pesaing mantan timnya. Memberikan David Luiz ke Barca akan membuat persaingan dengan Real Madrid semakin memanas. Tidak. Mou tidak akan memberikan David Luiz ke Barca.

Satu nama lain adalah Daniel Agger. Seperti Thiago Silva, Agger sudah sejak beberapa musim lalu dikabarkan akan pindah ke Barca. Tapi, berbeda dengan Silva, yang membuat kepindahan pemain Denmark ini urung terjadi adalah komitmen yang diberikan Liverpool. Prestasi Liverpool beberapa musim belakangan ini memang tidak memuaskan. Bahkan, The Reds sudah beberapa tahun ini absen dari Liga Champions Eropa. Tapi, dengan peran dan kepercayaan yang diberikan kepada Agger, seperti akan sulit membujuk pemain ini untuk berganti tim. Dan kalaupun dia menginginkan pergi, Liverpool bukanlah tim yang dengan mudah membiarkan pemain pentingnya pergi. Memang, sampai sekarang Barca belum mengajuan penawaran resmi untuk pemain ini. Tapi tetap saja, jika penawaran itu benar-benar ada, sepertinya Agger akan berat memindahkan usaha tatonya ke Spanyol.

Dari keempat nama yang disebut, saya, kok, terheran-heran dengan pilihan yang diajukan Barca. Heran karena tiga dari empat pemain tersebut memiliki tipe permainan yang sepertinya bukan tipe yang dibutuhkan Barca. Hanya Thiago Silva yang menurut saya sesuai dengan kebutuhan Barca dan dapat memberikan perubahan dan perbaikan pada tim ini. Sementara tiga yang lain, bukan karena mereka pemain yang buruk, tapi tipe permainan mereka sepertinya tidak akan memberikan dampak positif yang besar bagi Barca.

Agger, Hummels, dan David Luiz merupakan tipe pemain bertahan yang kadang menggiring bola hingga jauh memasuki daerah pertahanan lawan. Bahkan, tidak jarang para pemain ini melakukan tendangan spekulasi dari luar kotak penalti lawan. Memang, mereka memiliki kualitas tendangan jarak jauh yang cukup akurat dan kencang – terutama David Luiz. Tapi tetap saja, jika tendangan itu berhasil diblok dan bola direbut pemain lawan lalu terjadi serangan balik, kondisinya tentu sangatlah tidak baik bagi pertahanan tim.

Kondisi itu sangat tidak ideal bagi Barca. Terutama, karena pemain yang dibutuhkan adalah untuk mendampingi Pique – yang juga sering masuk ke daerah pertahanan lawan. Bayangkan dua pemain bertahan yang sering masuk ke pertahanan lawan, apa yang akan terjadi pada barisan pertahanan mereka?

Hummels bisa merangsek ke pertahanan lawan karena ada Subotic yang tetap bertahan di posisinya, begitu pula David Luiz yang patut berterima kasih pada Cahill atau Terry, sementara Agger memiliki Skrtel atau Carragher. Pique pun memiliki Puyol. Dan karena yang akan segera pensiun adalah Puyol, maka sepertinya akan bijak jika mencari pemain bertahan yang bertipe seperti Puyol, seperti Subotic, Skrtel, atau Cahill (Terry tidak ditulis karena alasan usia sementara Carragher karena sudah pensiun).

Entah bagaimana strategi yang akan dimainkan pelatih baru Barca. Hanya saja, dengan kondisi mereka yang seperti ini, dengan masih kaburnya siapa pemain baru yang akan menjadi tandem Pique, akan kurang bijak jika masih memasang Sergio Busquets sebagai gelandang bertahan. Entahlah, bagi saya, dia seperti anomali tipe gelandang bertahan yang selama ini saya kenal. Dia memang menjadi breaker serangan lawan, tapi dengan cara yang berbeda. Tidak secara ‘taktis’ seperti yang dilakukan Simeone atau ‘lugas’ seperti Almeyda, tapi dengan ‘erangan’ (baca: drama). Sementara, tim ini sebenarnya masih memiliki pemain-pemain lain yang lebih mumpuni untuk disebut gelandang bertahan: Song dan Mascherano.

Jadi, sampai Barca berhasil mendapatkan pemain bertahan sesuai dengan yang mereka butuhkan, pilihannya hanya satu: buat gol lebih banyak. Dan sialnya, mereka sepertinya tidak akan kesulitan melakukan itu.

Contribute to Simple Survey

Tinggalkan komentar