Utopian Dream
Kira-kira, sepengetahuan saya, seperti inilah yang terjadi. Di satu sisi, ada teriakan “biaya pendikan semakin mahal”, “pendidikan hanya untuk kalangan yang mampu”, atau “pintar semakin jauh dari jangkauan rakyat jelata”. Sementara, di pihak lain, timbul pula teriakan seperti “gaji guru tidak manusiawi”, “kemampuan tenaga pengajar di Indonesia menyedihkan”, atau kisah seperti “kepala sekolah yang juga berprofesi sebagai pemulung”. Melihat kenyataan seperti itu, saya jadi merasa simpati pada M. Nuh. Satu sisi dibilang mahal, sementara di sisi lain tidak menghargai profesi. Apa, sih, maunya? Jawabannya sederhana, kok, Pak. Mau pendidikan yang layak tapi terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Nah, itu dia … Lanjutkan membaca Utopian Dream