2

Cuaca hari itu agak panas. Angin memang bertiup agak kencang, tetapi tak cukup menghilangkan hawa panas saat itu. Awan berjalan perlahan terbawa angin. Semakin lama semakin tebal. Bergerak di atas kalian. Meninggalkan kalian dalam kebisuan yang tetap kalian pertahankan. Air mengalir. Dari satu sungai ke sungai lain. Bergerak mengikuti arusnya. Menuju laut lalu menguap. Butir-butir air berubah menjadi uap. Terbang bersama panasnya hari. Berkumpul. Menggerombol. Membentuk sebuah awan yang diterbangkan angin. Sungai yang mengalir terus saja berbicara kepada alam. Gemericik suaranya mengabarkan berita hari ini. Tentang seekor burung yang sedang membangun sarangnya di dahan sebuah pohon. Menyiapkan sebuah tempat bernaung … Lanjutkan membaca 2

1

Kalian berdua duduk di sebuah kafe. Sebuah meja budar dengan empat kursi. Kalian duduk berhadapan. Tenang. Tidak ada satupun di antara kalian yang berani untuk memulai pembicaraan. Langit cerah. Awan melayang diterbangkan angin. Perlahan bergerak. Membawa kesunyian yang kini menghinggapi kalian. Sebuah pertemuan yang tidak terlalu kalian bayangkan akan terjadi. Sudah terlalu lama kalian tidak berjumpa. Terpisah. Walau tidak dalam arti yang sebenarnya. Kalian sebenarnya hidup di kota yang sama. Hanya saja, kalian tidak menginginkan sebuah pertemuan. Apalagi pertemuan seperti yang sekarang ini kalian lakukan. Tidak ada keinginan yang menimbulkan usaha untuk bertemu. Kebisuan. Ya, itulah yang kalian takutkan. Kebisuan … Lanjutkan membaca 1

Gadis Hujan (4)

Sore itu, hujan turun dengan lebat. Sejak tadi siang, hujan sudah turun. Rumah, rumput, pepohonan, sudah basah. Jalanan bahkan sudah digenangi air. Orang-orang berlalu-lalang melintasi genangan air itu. Menginjaknya yang lalu menciptakan cipratan air. Dan di antara segala hal yang terjadi di sore yang diguyur hujan itu, Gadis Kecil sedang duduk termenung di balik sebuah jendela. Sudah beberapa lama Gadis Kecil berdiri di balik jendela itu. Kedua tangannya dilipat dan bertumpu di kedua paha untuk menyanggah kepalanya. Pandangannya di arahkan menembus kaca cendela. Tapi, dia tidak memperhatikan apapun. Pandangannya kosong. Dia hanyut di dalam lamunannya. Di dalam lamunannya, dia membayangkan … Lanjutkan membaca Gadis Hujan (4)

Gadis Hujan (3)

Tidak ada seorang pun yang tahu siapa dan dari mana gadis kecil itu. Dia seperti muncul begitu saja. Di suatu sore, ketika hujan turun dengan derasnya, Waluyo yang baru saja kembali dari sawahnya melihat gadis kecil itu duduk sendiri di bawah salah satu pohon rindang yang tumbuh di sepanjang jalan desa itu. Awalnya, Waluyo agak ragu mendekati gadis kecil itu. Maklum, di desa itu, pernah tersiar kabar tentang sosok hantu yang gentayangan. Apalagi saat itu hujan turun dengan deras, petir terus menggelegar di langit, dan hari sudah mulai gelap. Waluyo sempat melihat sekitarnya, berharap ada orang lain yang bisa diajaknya … Lanjutkan membaca Gadis Hujan (3)

Gadis Hujan (2)

Suatu sore, di tepi sungai yang terletak di tengah sebuah hutan, terdapat beberapa binatang yang sedang melakukan rutinitas mereka. Jerapah sedang asyik meninum, Beruang sedang mencari ikan untuk dimakan, sedang Kura-kura sedang bersantai di atas sebuah batu besar. Tapi, selain binatang-binatang itu, ada seorang gadis kecil yang sedang tersesat di dalam hutan. Seharian bermain, dia lupa jalan untuk kembali ke rumahnya. Gadis itu melihat Kura-kura yang sedang bersantai di atas batu. Dia pun bertanya pada Kura-kura itu. “Hai, Kura-kura. Tahukah kamu arah rumahku?” tanya Gadis Kecil. Kura-kura tidak langsung menjawab. Mendengar suara itu, Kura-kura malah memasukkan kepalanya ke dalam cangkangnya. … Lanjutkan membaca Gadis Hujan (2)

Gadis Hujan (1)

Gadis kecil itu hanya duduk terdiam. Kedua tangannya dilingkarkan di kedua kakinya yang ditekuk hingga dengkulnya menyentuh dada. Di kolong sebuah jembatan, di suatu sore yang disibukkan oleh arus lalu lintas kota, di tempat yang dia tak tahu di mana. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia hanya bisa duduk. Diam, bimbang memandang rintik-tintik air yang terus membasahi jalanan. Rintik hujan masih turun. Butir-butir air menetes dari balik beton jembatan. Ada yang merembes membasahi beton penyangga jembatan itu. Menjulur perlahan menuju bagian paling bawah. Beberapa tetes air jatuh ke tubuh gadis itu. Tapi, gadis kecil itu tidak merasakan tetes … Lanjutkan membaca Gadis Hujan (1)