Jejak

Hujan turun deras di luar. Di balik dinding kaca, mengaburkan penampakan dari dalam. Orang-orang berlari, menghindar, tak ingin tubuhnya menjadi basah. Berusaha secepat mungkin mencapai tempat yang nyaman untuk berteduh. Langkah-langkah kaki menapak di atas tanah yang seketika menjadi basah. Tanah gembur, ketika sebuah beban menapak di atasnya, jejak tercipta lalu kemudian terkubur oleh air yang turun begitu deras. Di balik dinding kaca, kalian duduk. Berdua, saling menatap. Entah kalian sadar atau tidak bahwa di balik dinding kaca itu, keadaan tiba-tiba menjadi kacau. Ah… kalian bukanlah orang yang membenci hujan. Terlalu banyak hal yang menjadi alasan untuk memujanya – walau … Lanjutkan membaca Jejak