Barkarier

Politik jadi bahasan yang hilir-mudik dalam pembicaraan sehari-hari beberapa bulan terakhir. Dalam obrolan bersama tetangga, ketika di rumah orang tua, bahkan di saat-saat menikmati waktu senggang bersama istri di rumah. Entah disengaja maupun seketika terlintas, bahasan soal topik satu ini seperti tidak bisa dielakkan. Saya pun mahfum. Rakyat Indonesia sedang mempersiapkan diri menentukan pilihan pemimpin mereka. Bahkan setelah proses pemilihan itu berlangsung, yang seharusnya tinggal menunggu hasil dan menerima siapapun para pemimpin yang terpilih, bahasan tentang politik tetap saja terjadi. Cuma, satu hal yang tidak saya pahami, bagaimana mungkin politik menjadi semacam jalur karier profesional yang ditekuni layaknya profesi lain? … Lanjutkan membaca Barkarier

Perkara Hasrat Manusia

“Gila. Kalo gua bisa kayak begitu, dijamin enggak akan pernah telat ngantor!” komentar seorang teman ketika melihat besarnya kekuatan yang dimiliki Magneto. Kekuatan yang begitu besar sehingga bisa mengangkat Golden Gate dengan mudah. Yang saking besarnya sehingga sangat sulit untuk ditandingi oleh sekelompok manusia berkekuatan super sekalipun. Mendengar komentar itu, saya turut nyeletuk, “Panten aja lo enggak dikasih kekuatan kayak begitu. Otak lo cetek.” “Maksud lo?” tanya si teman tadi. “Kalo lo punya kekuatan kayak begitu, ngapain juga masih ngantor?” tanggapan yang membuat teman saya tadi tertawa. “Iya juga, ya.” Komentarnya sambil senyum-senyum. Sepertinya sudah menjadi naluri manusia, ketika melihat … Lanjutkan membaca Perkara Hasrat Manusia

Di Balik Makna

‘Love is a journey’ sebuah perumpamaan yang rasa-rasanya sudah tidak asing. Penggambaran tentang konsep cinta dan berbagai hal yang dapat dihadapi oleh orang-orang yang berada di dalamnya. Seperti halnya perjalanan, dalam ‘live is a journey’, kisah cinta memiliki awal, tengah, akhir, terdapat konflik, mungkin tersesat, mungkin juga terhambat oleh hal-hal yang tidak diharapkan, serta hal-hal lain yang biasa ditemukan dalam sebuah perjalanan. Metafora menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mungkin banyak yang tidak sadar. Atau mungkin, karena bentuk-bentuknya sudah begitu akrab, begitu familiar, dan menjadi bagian dari keseharian, statusnya sebagai metafora sudah dilupakan. ‘Kalau emang dia enggak setuju, tendang aja!’ ‘Itu … Lanjutkan membaca Di Balik Makna

Pulang atau Pergi?

Bertahun-tahun berkutat dengan bahasa Indonesia, ada banyak bentuk yang [kalau dipikir-pikir] ternyata ‘keliru’. Atau, dalam pandangan kritis, ‘Kok, bisa begitu, ya?’ Ala bisa karena biasa. Ada banyak bentuk bahasa yang lebih cenderung digunakan dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, pulang-pergi. Kali pertama saya mendengar pandangan kritis tentang bentuk ini saat duduk di bangku kuliah. “Kenapa ‘pulang-pergi’? Kan, logikanya kita itu akan pergi dulu baru kemudian pulang. Kalau pulang dulu baru pergi, nggak pulang-pulang, dong?” ‘Benar juga, ya.’ Nalar saya coba menerima arguman yang disampaikan. Juga menerimanya sebagai sebuah koreksi atas kesalahan yang selama ini terjadi. Jadilah sejak itu saya memilih untuk menggunakan … Lanjutkan membaca Pulang atau Pergi?

Yang Kalah adalah yang Tidak Menang

“Siapa yang kalah?” tanya seorang tetangga di grup perumahan. Menanyakan hasil pertandingan Indonesia melawan Curacao. Mau membalas, tapi rasa-rasanya ada orang lain yang lebih layak menjawab pertanyaan tersebut. Hanya memantau jalannya pertandingan melalui aplikasi karena lebih memilih menonton film saya rasa kurang layak untuk memberi tahu hasil pertandingan. Orang-orang yang menonton pertandinganlah yang lebih kompeten untuk menjawab. Jawaban dari pertanyaan itu memang saya tahu. Toh pada aplikasi tertera skor pertandingan – walau untuk nama pencetak gol sempat kosong untuk beberapa saat. Tapi kalau ada pertanyaan lanjutan, misal tetang siapa yang mencetak gol atau bahkan jalannya pertandingan, itu saya tidak bisa … Lanjutkan membaca Yang Kalah adalah yang Tidak Menang

Earphone

apa yang terpikirkan ketika melihat earphone? kalau boleh lebih spesifik, earphone kabel berwarna hitam.  kalau boleh menduga, ‘suka musik’ masuk sebagai salah satu jawaban favorit, alih-alih kalau bukan yang terfavorit. earphone memang identik dengan musik.  fungsinya memang untuk mendengarkan suara . membuat orang yang mengggunakannya memiliki privasi untuk mendengarkan suara dari perangkat tanpa terganggu atau menggangu sekitarnya. dan karena alat ini paling banyak dihubungkan dengan handphone atau laptop ketika sedang mendengar musik atau menonton film/serial/lainnya, enggak heran jawaban tadi yang jadi jagoan.  saya memang suka musik. bahkan kalau membaca tulisan-tulisan di blog, sangat mungkin tahu kalau pernah pada suatu masa … Lanjutkan membaca Earphone

Cerita Ramadhan

Start this day in sleepy-head. Kalau dibilang, semalam tidur cukup (untuk takaran waktu tidur di bulan Ramadhan). Masuk kamar sekitar setengah 12, ngobrol sebentar dengan istri (paling lama 15-20 menit) terus mulai lelap. Sempat kebangun setengah 1. Itu informasi dari istri, yang lagi duduk di ujung tempat tidur sambil main handphone saat saya kembali dari kamar mandi. “Abis sahur,” jawab istri waktu saya tanya kenapa belum tidur.  Puasa kali ini sesuatu yang sangat baru bagi saya, juga istri. Ini puasa pertama yang kami jalani bersama. Di satu rumah, sebagai suami-istri. Senang, tentu saja. Ada gangguan-gangguan, ya, itu enggak terhindarkan. Kadang … Lanjutkan membaca Cerita Ramadhan

Cuci Kesempatan

Seorang teman terduduk lemas. Wajahnya tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa. Ditambah pula dengan kesedihan atas kehilangan yang baru saja dialami. Apalagi tatapan matanya. Ada yang banyak yang bisa dirasakan dari penglihatan daripada yang terlontar melalui ucapan.  “Salah. Harusnya waktu itu enggak usah dibatalin. Jalanin aja operasinya sambil terus pengobatan alternatif.” Nasi sudah menjadi bubur, begitu kata pepatah lama. Yang sudah terjadi, tidak bisa diulangi. Kesalahan tidak bisa diperbaiki dan selamanya akan menjadi bagian dari catatan perjalanan hidup.  Tidak banyak pula yang bisa saya lakukan. Hanya terdiam sambil mendengar dia bercerita. Lebih tepatnya mengungkap kekecewaan melalui sepotong-sepotong kalimat.  Sang Ayah sudah … Lanjutkan membaca Cuci Kesempatan